Pelaku Teror Konser Taylor Swift Usia 19 Tahun, Radikal Lewat Internet
09 Agustus 2024, 08:25:02 Dilihat: 120x
Terduga pelaku yang merencanakan serangan teror di konser Taylor Swift di Austria disebut masih berusia 19 tahun.
Dalam konferensi pers, polisi mengatakan terduga pelaku merupakan warga Austria berusia 19 tahun yang mereka identifikasi sebagai simpatisan ISIS.
Menurut polisi, tersangka telah berjanji setia kepada pemimpin ISIS pada Juli usai "teradikalisasi lewat internet".
Polisi telah menangkap remaja tersebut di Ternitz, Lower Austria, pada Rabu (7/8) pagi. Selain remaja itu, terduga pelaku lainnya juga telah ditangkap di pagi yang sama di Wina.
Berdasarkan keterangan polisi, kedua tersangka sudah melakukan "langkah-langkah persiapan yang konkret" untuk melakukan serangan teroris usai polisi mencurigai ada bahan peledak yang disimpan di rumah salah satu tersangka.
Tersangka penyimpan bahan peledak tersebut merupakan sang remaja 19 tahun. Polisi sudah mengamankan zat kimia di rumahnya dan sedang dievaluasi.
"Dari sudut pandang penyelidikan saat ini, kami berasumsi bahwa target serangan adalah acara-acara di wilayah Wina," kata polisi, seperti dikutip CNN.
Menyusul temuan ini, polisi pun memastikan bakal memperketat pengamanan di Wina, terutama lokasi venue Taylor Swift.
Taylor Swift dijadwalkan manggung pada Kamis hingga Sabtu di Wina untuk konser The Eras Tour. Konser itu terpaksa dibatalkan imbas rencana serangan teror ISIS.
"Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah tentang serangan teroris yang direncanakan di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang dijadwalkan demi keselamatan semua orang," kata Barracuda Music selaku promotor konser Taylor Swift, Rabu (7/8).
Serangan teror sebetulnya jarang terjadi di Austria. Namun, pada November 2020, seorang simpatisan ISIS melakukan penembakan di pusat kota Wina hingga menewaskan empat orang dan melukai 23 lainnya.
Serangan-serangan teror di konser sendiri banyak terjadi secara umum di Eropa.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertunjukan musik dan venue di Eropa menjadi sasaran empuk serangan massal oleh kelompok teroris.
Pada November 2015, orang-orang bersenjata ISIS menyerang teater Bataclan di Paris hingga menewaskan setidaknya 130 orang.
Pada Mei 2017, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, yang menewaskan 22 orang.