Indeks harga saham di bursa-bursa utama Asia melemah pada pembukaan transaksi awal pekan ini. Ini terkait lemahnya grafik lapangan kerja baru di AS, yang tumbuh tidak sesuai target. Investor pun mengantisipasi pengumuman penting dari China pekan ini.
Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen. Indeks Nikkei Jepang rata-rata dibuka turun 1,3 persen setelah membukukan kerugian terburuk mingguan dalam kurun delapan bulan.
Saham berjangka Amerika turun lebih dari 1 persen dan harga surat berharga menguat pada Jumat pekan lalu setelah data menunjukkan jumlah perekrutan pekerja tetap baru di AS Maret lalu hanya mencapai 120.000 pekerjaan. Ini merupakan pertumbuhan terkecil sejak Oktober 2011 dan jauh di luar perkiraan, yaitu 203.000 pekerjaan.
Setelah pengumuman data lapangan kerja Amerika, dolar jatuh terhadap euro dan yen pada Jumat. Mata uang AS turun terhadap yen pada Senin sebesar 0,4 persen menjadi 81,27 yen, tapi naik 0,1 persen terhadap euro di US$1,3070.
Minyak mentah berjangka turun lebih dari US$1 dalam perdagangan Asia Senin, membalikkan sebagian besar keuntungan yang dibuat pada Kamis. Minyak Brent ditutup turun US$123,43 per barel. Minyak AS merosot US$102,03 dari penutupan Kamis sebesar US$103,31 per barel.
"Pasar akan terus fokus pada data global minggu ini untuk mengukur level harga apakah cocok dengan kondisi ekonomi riil. Laju pertumbuhan ekonomi AS akan menjadi pertanyaan," ujar peneliti Market Risk Advisory Co Naohiro Niimura seperti yang dikutip dari Reuters.
Pasar Amerika akan fokus laporan pendapatan seperti JP Morgan Chase&Co, dan Google yang diharapkan segera mengumumkan hasilnya. Pertumbuhan laba AS diharapkan naik 3,2 persen untuk kuartal pertama. Namun angka itu turun menjadi 1,8 persen jika perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia, Apple tidak diikutkan. (ren)
• VIVAnews